Tepat dua hari yang lalu, aku berkunjung ke rumah salah seorang kawan di Madrasah. Tidak ada yang spesial dalam kunjungan kali ini namun terdapat beberapa kejadian yang berkesan. Sebut misalnya jamuan makan malam (Bakso), sekitar pukul 01.00 dini hari baru bisa disajikan, namun demikian jumlah sendok dan piring tidak sebanyak jumlah orang yang hadir waktu itu. Singkat cerita kami pun makan bakso dengan gembira walaupun sepiring/semangkok bahkan sesendok bertiga.
Kemarin, aku pergi ke KBRI untuk menguruskan visa on arrivel/via travel untuk Muhammad Hamzah Subair, Mantan Kabid Kaderisasi PB-PII 2008-2010. Alhamdulillah, Bapak Abdullah (Konsuler KBRI) sudi membantu PII untuk membuatkan visa tersebut, Jazahullahu khairan katsira.
Sepulang dari kedutaan, aku menggunakan transportasi kereta bawah tanah dari Sa’ad Zaghlul ke Husni Mubarak di daerah Ramses. Di Ramses ini terdapat sesuatu yang baru kulihat dengan mata kepalaku sendiri, seorang wanita paruh baya mengendarai angkot arah ramses ke Hay Sabi‘ sembari berteriak mencari penumpang ke arah tersebut.
Pandanganku terpaku sejenak, aku pun masuk ke dalam tramco (angkot/angdes bisanya disebut tramco di Masisir) tersebut, setelah aku perhatikan sekitarku, ternyata banyak dari masyarakat Mesir sendiri heran dengan pengendali perempuan ini, termasuk polisi lalu lintas yang sempat menanyakan hal tersebut kepada dirinya. Memang setiap orang mempunyai lahan kerjanya masing-masing, namun terkadang realita memaksa untuk “nimbrung” di lahan tetangga.
Rakaat pertama shalat subuh hari ini dibuka sang Imam dengan ayat Al-baqarah mengenai dua malaikat yang diturunkan Allah dengan sebutan Harut dan Marut, dan rakaat kedua ditutup dengan ayat, “Bal Huwa Quranun Majid, fî lauhi’m Mahfudz”.
Tampak sekilas tidak ada hubungan diantara kedua ayat tersebut, namun aku menyadari ketetapan Allah menurunkan Harut dan Marut jauh-jauh hari telah tercatat dalam “papan ketetapan segala sesuat” yang sering kita sebut “lauh mahfudz”. Tidak hanya Harut dan Marut, nama Andy Hariyono dengan CathaR ini pun tercatat dengan rapi di papan tersebut. Dan ketika anda membaca CatHar ini, Maka itu pun tertulis indah di sana. Rabbi habli hukman wa alhiqni bi’s shâlihîn, wa’j ‘al li lisâna shidqin fi’l âkhirîn
No comments:
Post a Comment