Semua Terserah Kita
Ketika ada sebilah pisau ditangan saya, kemudian saya memberikannya kepada siapapun secara cuma-cuma, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Apa yang akan terjadi?. Mungkin saya hanya berkata “ini pisau, ambillah untukmu”. Setelah itu pisau pun diambil, beruntung bagi orang yang mengambil pisau tersebut dan menggunakannya sesuai dengan aturan, akan tetapi bagaimana nasib mereka yang menggunakannya di luar aturan yang ada?
Semua ada aturannya
Al-Quran dan Al-Hadits itu bukan komik yang bisa dibaca dan dipahami oleh siapapun, perlu ilmu-ilmu khusus untuk membantu memahaminya, seperti Bahasa Arab tentunya, dan juga disamping itu tidak dipungkiri bahwa kita butuh pemahaman seseorang yang memang lebih paham tentang Islam, contohnya Muhammad Saw, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dlsb. Karena Sabda Rasul Saw “sebaik-baik zaman adalah zamanku kemudian setelahnya dan kemudian setelahnya..”, salah satu contoh, mari kita lihat bagaimana Abu Bakar berislam, Sabda Baginda Saw “seandainya Iman Abu Bakar ditimbang dengan iman seluruh ahli Madinah maka Iman Abu bakarlah yang lebih berat”. Jadi, kalau kita ingin tahu tentang Islam tentunya kita berkaca kepada mereka, atupun dua masa yang telah Rasulullah Saw sebutkan tadi, bukankah peninggalan literatur mereka masih ada yang tersusun rapi hingga saat ini –minimal buat rujukan dalam mencari keyakinan-.
Yah, akhirnya semua terserah kita, toh Rukun Islam masih tetap lima dan Rukun Iman masih tetap enam –apa mungkin ada yang berani berfikir (dengan fikiran bebas) mengubah ketetapan Rasul Saw menjadikan rukun Islam 6 dan Rukun Iman 7 (?)-. Perlu diingat, semuanya itu ada aturannya.
No comments:
Post a Comment