Kali ini, CatHar ingin berbagai keyword berupa sikap kita -sebagai seorang muslim- terhadap kelompok, aliran, sekte, firqah, madzhab, group atau bahasa apa saja yang sejenisya. Semoga pembaca dapat menikmatinya.
"Wahai orang-orang beriman! bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim. Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah Mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang Neraka, lalu Allah Menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah Menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk" (Ali Imran 102-103).
Ayat di atas semoga bisa menjadi pegangan sebelum kita memasuki (bergabung) kelompok-kelompok yang ada di dalam Islam.
Pada dasarnya, baik NU, Muhammadiyah, HTI, FPI, Usrah, Persis, Tarbiyah PKS, Jamaah Tabligh dan beberapa kelompok yang ada merupakan aset tersendiri bagi Islam karena itu Ijtihad dalam Islam berkembang.
Sebut misalnya dalam masalah fikih, ketika di NU mewajibkan doa qunut di setiap shalat subuhnya dan Muhammadiyah tidak, Mana yang benar? Jawabanya: baik NU juga Muhammadiyah memiliki Ijtihad masing-masing mengenai hal tersebut, dan mengenai ijtihad Rasul Saw bersabda, "Ijtihad itu kalau benar mendapatkan 2 pahala sedangkan kalau salah mendapatkan 1 pahala".
Kesemua kelompok di dalam Islam itu sah-sah saja untuk diikuti, perbedaannya teletak pada "carapandang" mereka terhadap Islam. Nu mempunyai carapandang tersendiri bagaimana kita ber-Islam, begitu pula HTI, Muhammdiyah, Tarbiyah dan lain sebagainya. Dengan catatan, kelompok-kelompok itu masih dalam kerangka Al-Quran dan Asunnah.
Sekarang, Bagaimana kita memahami Islam? jangan sampai kita mengikuti suatu kelompok tanpa pemahaman agama yang benar. karena akibatnya fatal. Contohnya yang pernah terjadi di Indonesia, ada orang-orang Nu yang menjelek-jelekan orang Muhammadiyah hanya karena Qunut begitu pula sebalikanya, bukankah ini menimbulkan perpecahan umat? kemudian ada orang Jamaah Tabligh (JT) melihat orang yang tidak menggunakan jalabiyah (pakaian orang arab) dihukumi tidak mengikuti sunnah Rasul Saw? juga ada jamaah (kelompok) yang melarang menikahi orang diluar jamaahnya? dan masih banyak contoh-contoh lain yang sebenarnya Islam tidak menginginkan demikian.
Disinilah peran penting pemahaman Islam yang benar, karena hal ini menjadi pondasi (pijakan) bagi kita untuk melangkah sehingga tidak sekedar "ikut-ikutan" saja. cobalah seandainya mereka memahami bahwa qunut itu merupakan hal yang sunnah bukan wajib sama posisinya seperti shalat rawatib atau puasa senin kamis -dalam hal sunah ini kalau mengerjakan mendapat pahalah dan jikalau ditinggalkan tidak mendapat dosa- tentunya tidak terjadi saling olok-mengolok antara mereka, Kemudian orang JT, jika dia paham apa itu sunnah, tentunya tidak akan mengatakan orang yang tidak mengenakan jalabiyah tidak mengikuti sunnah, dan terakhir jikalau mereka paham akan pengertian Nikah dalam Islam, sebagaimana yang Rasulullah Saw ajarkan tentunya tidak ada aturan sesempit itu.
Jadi, sebenarnya kelompok-kelompok yang ada selagi dalam ranah Al-Quran dan Al-sunah merupakan rahmat Allah Swt dan bukti luasnya Ijtihad dalam Islam, akan tetapi tidak sedikit orang yang berkecimpung di dalamnya hanya sekedar "ikut-ikutan" saja sehingga timbul pemahaman-pemahaman Islam yang salah seperti contoh di atas. Dan ini bisa menimbulkan perpecahan Umat bahkan parahnya sampai saling kafir-mengkafirkan. Naudzubillah
Saya sebagai seorang muslim, hanya bisa memberikan saran, perlunya bagi kita untuk memahami Islam yang benar sebelum kita bergabung ke dalam kelompok-kelompok yang ada dalam Islam, agar tidak sekedar ikut-ikutan. Dan untuk memahami Islam yang benar itu banyak jalannya, di sekitar kita masih ada pengajian di masjid-masjid kemudian bacaan-bacaan keislaman banyak tersebar di mana-mana, kaset,CD ceramah agama yang dijual dipasaran juga tidak sedikit, terlebih lagi ada Internet sebagai akses informasi global.
Terakhir, mungkin ayat ini dapat kita jadikan pegangan jikalau sudah memasuki suatu kelompok tertentu, “Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara keduan saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. Wahai Orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (Q.S. Al-Hujurât [49] : 10-11). Wallahu a'lam bi’s Shawaab
No comments:
Post a Comment