A. Iftitah
Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan dan memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan juga merupakan informasi yang strategis dalam pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Perkembangan teknologi informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, seperti e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan saat ini sedang marak-maraknya berbagai huruf yang dimulai dengan awalan “e” seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
Disadari atau tidak, bahwa penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datang lebih cepat adalah karena adanya teknologi informasi. Dengan adanya internet, electronic data, electronic interchange, virtual office dan lain sebagainya mampu menerobos batas-batas fisik antar negara. Demikianlah penggabungan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi sehingga lahirlah sebuah revolusi dalam sistem informasi.
Tak heran jika pakar IBM menganalogikannya dengan perkembangan otomotif sebagai berikut: "seandainya dunia otomotif mengalami kemajuan sepesat teknologi informasi, saat ini telah dapat diproduksi sebuah mobil berbahan bakar solar, yang dapat dipacu hingga kecepatan maximum 10,000 km/jam, dengan harga beli hanya sekitar 1 dolar amerika!”.
Melihat fenomena di atas, sudah seharusnya umat ini (Islam) untuk menguasai teknologi informasi, karena dengan demikian maka citra Islam yang buruk -baik itu purna WTC 11 September silam ataupun karena mis informasi- dapat segera diperbaiki. Untuk itu dalam makalah ini penulis akan membahas 1) Penumbuhan kesadaran akan pentingnya teknologi informasi 2) Teknologi informasi sebagai sarana dakwah 3) Pentingnya kerjasama sesama muslim 4) Sinergitas dalam meraih 'izzul Islam wal muslim.
B. Penumbuhan Kesadaran Akan Pentingnya Teknologi Informasi
“Growth of information technology can improve performace and eneble various activity can be executed swiftly, precisely and accurate, so that finally will improve productivity. Growth of information technology show the popping out of various activity type being based on this technology, like e-government, e-commerce, e-education, e-medicine, e-laboratory, and Other, which is all the things have electronics based”. Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan dan memungkinkan berbagai kegiatan dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Perkembangan teknologi informasi memperlihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi ini. Seperti e-government, e-commerce, e-education, e-medicine, e-laboratory, dan lainya yang kesemuanya itu berbasiskan elektronika.(Wawan Wardiana, 2002)
Dalam acara pembukaan seminar teknologi informatika dan komunikasi (TIK) road to school di hotel Garde Palace Surabaya, selasa (28/8) Mentri komonikasi dan informatika (Menkominfo), Prof Dr Mohammad Nuh mengatakan, kendala utama dalam pengembangan TI di Indonesia adalah bagaimana menumbuhkan kesadaran.
Kesadaran harus ditumbuhkan bukan pada orang tua saja, namun bagi pemuda yang memiliki masa depan. Karena pemuda adalah kata kunci pengembangan TI ke depan. Setelah kesadaran, faktor berikutnya yakni prioritas utama dalam pengembangan TI."permasalahan TI begitu luas, karena itu butuh prioritas utama dan tidak mungkin mengambil semua bidang. Perlu ada fokus di bidang mana yang harus dikembangkan," tuturnya.
Untuk memilih fokus, ada dua faktor penting yang perlu diingat, yakni sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan menguasai serta adanya peluang di mana kita memilih (opertunity) (www.jatim.go.id)
Umat Islam sangat perlu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya teknologi informasi tanpa mengenyampingkan al-Quran dan al-Sunah, karena kedua hal itu menjadi tolak ukur dalam kehidupan. Kepentingan ini tidak lain hanyalah untuk meninggikan kalimah Allah Swt, karena -suka tidak suka- jeleknya citra umat Islam saat ini disebabkan kesalahan informasi dan penyalah gunaan teknologi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebut misalnya, tragedi WTC yang menyebabkan umat Islam Amerika diisloir dan mengecap Islam sebagai teroris dunia, walaupun penjajahan atas negeri Palestina tidak dianggap teroris yang jelas-jelas melanggar HAM, dan Denmark kembali mempublikasikan karikatur Nabi Saw ke seluruh dunia, tetapi karena kelambanan informasi yang diterima umat Islam sehingga aksi yang digelar pun hanya dilakukan oleh beberapa pihak yang mengetahui.
Di sisi lain, harian Republika, Minggu, 09 Maret 2008 mengabarkan bahwa, hasil riset 67 peneliti dari 18 perguruan tinggi di indonesia menemukan fakta berjubelnya adegan-adegan seks dalam sinetron-sinetron remaja. Menurut mereka, adegan 'hubungan seks' (57 persen), walau tidak secara langsung memperlihatkan hubungan seks, namun shot pembukaannya sudah cukup mengasosiasikan bahwa hubungan itu (akan) terjadi, kemudian ciuman (18 persen), pemerkosaan (12 persen), dan kata-kata cabul (10 persen). Ditemukan pula adegan telanjang (2 persen) dan seks menyimpang (1 persen). Hal ini juga menjadi kewajiban bagi umat Islam utuk mencegahnya. firman Allah Swt, "kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah Swt" (Ali Imran [3] 110) dan pencegahan -dalam hal ini penyimpangan teknologi dan informasi- hanya dapat dilakukan oleh mereka yang paham mengenai teknologi informasi.
C. Teknologi Informasi Sebagai Sarana Dakwah
Pertentangan antara yang hak dan yang batil telah lama berlangsung dan akan tetap ada selama manusia itu hidup di muka bumi ini. Kehadiran Islam merupakan aset yang besar bagi manusia, dengan diutusnya Muhammad Saw sebagai pengemban risalah suci. Firman Allah Swt, " dan tidaklah kami mengutus kamu (Muhammad Saw) kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam"
Dakwah merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mukalaf, oleh karena dakwahlah, Islam masih tetap eksis hingga saat ini. "maka jika mereka membantah engkau (Muhammad Saw), katakanlah, "aku telah menyerahkan diriku kepada Allah Swt dan (demikian juga) orang-orang yang mengikutiku:, dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi alkitab dan orang-orang yang ummi (buta aksara), "sudahkah kamu masuk Islam?" jika mereka telah masuk Islam, niscaya mereka mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah Swt). Dan Allah Swt maha melihat akan hamba-hamba-nya.(Ali Imran: [3] 20).
Tidak disangkal lagi bahwasannya sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan dalam kehidupan manusia nantinya, dalam artian siapa saja yang menguasai teknologi ini, akan ada kemungkinan baginya untuk menguasai dunia. Maka, sebagai seorang muslim sudah menjadi kewajiban dalam mengemban dakwah untuk menguasai sarana teknologi informasi ini, sebagaimana dalil qâidah ushûliyah "sesuatu yang menyempurnakan kewajiban maka hal tersebut menjadi wajib". Dengan demikian maka umat Islam akan banyak berperan dalam berbagai bidang diantaranya :
C.1. Bidang pendidikan (e-educations)
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvesional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995) sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek “flexible learning". Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang “pendidikan tanpa sekolah” (deschooling socieiy) yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan.
Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan berkolaborasi (Mason R, 1994) Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi. Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “saat itu juga (just on time)". Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan inter-disipliner.
Dari berbagai pandangan para cendekiawan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja "saat itu juga" dan kompertitif.
Dengan berkembangnya teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara pelajar dengan pengajar, melihat nilai secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan pengajar dan sebagainya, semuanya itu dapat dilakukan secara langsung.
Faktor utama dalam distance learning yang merupakan masalah masisir (mahasiswa mesir) adalah tidak "seringnya" interaksi antara mahasiswa dan dosennya. Kendati demikian, dengan adanya media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan ineraksi antara dosen dan mahasiswa baik bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Misalnya dalam bentuk real time dapat dilakukan dalam suatu chatroom interaksi langsung dengan real audio atau real video dan online meeting. Sedangkan yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup ataupun bulletin board. Cara-cara tersebut membuat interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Materi-materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dapat diupload ke dalam web sehingga dapat didownload oleh mahasiswa. Demikian juga dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Urusan administrasi juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses regestrasi saja, terlebih didukung dengan metode pembayaran online.
Dinegara-negara maju seperti Amerika, Australia dan Eropa menjadikan pendidikan jarak jauh sebagai alternatif yang cukup digemari, metode pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan), yang sebelumnya pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, yang menyatakan bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30% biaya lebih murah. Bank dunia (world bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan peogram Global Distance Learning network (GDLN) yang memiliki mintra sebanyak 80 negara di dunia. Dengan GDLN ini maka world bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa) dengan biaya 31% lebih murah.
Dalam era global, penawaran beasiswa muncul di internet. Bagi sebagian besar mahasiswa di dunia, uang kuliah untuk memperoleh pendidikan yang terbaik umumnya masih dirasakan mahal. Sangat disayangkan apabila ada mahasiswa yang pandai di kelasnya tidak dapat meneruskan sekolah hanya karena tidak mampu membayar uang kuliah. Informasi beasiswa merupakan kunci keberhasilan dapat menolong mahasiswa yang berpotensi tersebut.
C.2. Dalam bidang pemerintahan (e-government)
Penerapan e-goverment sangatlah penting, hal ini mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti penggunaan intranet dan internet, yang berguna untuk menghubungkan keperluan-keperluan penduduk, bisnis dan kegiatan lainnya. Bisa berbentuk proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web (www). Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara permerintah dan pihak-pihak lain. Penggunan teknologi informasi ini kemudian melahirkan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government).
Beberapa manfaat dari e-government adalah:(1) pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan. (2) peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak. (3) pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh.
Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya. (4) pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi KBRI-Kairo dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Bagi masisir yang padat dengan aktifitasnya, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara PPMI, kekeluargaan, ormas-ormas dengan KBRI dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus melangkah ke Garden City atau Wisma Nusantara hanya untuk pertemuan yang berlangsung satu atau dua jam saja.
C.3. Bidang keuangan dan perbankan
Sistem transaksi pembayaran di indonesia terutama di kota-kota besar tidak lagi menggunakan uang tunai, melainkan telah memanfaatkan perbankan modern. Layanan perbankan modern yang belum merata ini dapat dimaklumi karena pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih terpusat di kota-kota besar saja, yang menyebabkan perputaran uang juga terpusat di kota-kota besar. Sehingga sektor perbankan pun agak lamban dalam ekspansinya kedaerah-daerah.
Keberhasilan operasional sebuah lembaga keuangan/perbankan seperti bank, sudah pasti memerlukan sistem informasi yang tangguh dan dapat diakses dengan mudah oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada sistem informasi online, sebagai contoh, seorang nasabah dapat menarik uangnya dimanapun berada selama masih ada layanan ATM dari bank tersebut, atau dapat mengecek saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain, hanya dalam hitungan menit saja, semua transaksi dapat dijalankan.
Ketiga bidang diatas hanyalah beberapa contoh dari keunggulan teknologi informasi, yang faktanya adalah hal itu telah melahirkan suatu sistem yang baru dalam pola hidup manusia, terlebih lagi bagi umat Islam -mau tidak mau- harus mampu memanfaatkan teknologi ini dalam menyebar luaskan dakwah kemanapun, kapanpun dan dimanapun. Sehingga bermunculan nantinya sistem pendidikan Islam online, sistem ekonomi syariah online dan lain sebagainya.
D. Sinergitas Sesama Muslim
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah Swt sesungguhnya Allah Swt maha berat siksa-Nya” Demikianlah 14 abad yang lalu Allah Swt mensiyalir akan urgennya senergi sesama muslim, terlebih pada era globalisasi saat ini.
Tidak disangkal lagi bahwasannya sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan dalam kehidupan manusia nantinya, dalam artian siapa saja yang menguasai teknologi ini, akan ada kemungkinan baginya untuk menguasai dunia. Maka, sebagai seorang muslim sudah menjadi kewajiban dalam mengemban dakwah untuk menguasai sarana teknologi informasi ini, sebagaimana dalil qâidah ushûliyah "sesuatu yang menyempurnakan kewajiban maka hal tersebut menjadi wajib". Dengan demikian maka umat Islam akan banyak berperan dalam berbagai bidang diantaranya :
C.1. Bidang pendidikan (e-educations)
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvesional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995) sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek “flexible learning". Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang “pendidikan tanpa sekolah” (deschooling socieiy) yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan.
Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan berkolaborasi (Mason R, 1994) Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi. Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “saat itu juga (just on time)". Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan inter-disipliner.
Dari berbagai pandangan para cendekiawan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja "saat itu juga" dan kompertitif.
Dengan berkembangnya teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara pelajar dengan pengajar, melihat nilai secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan pengajar dan sebagainya, semuanya itu dapat dilakukan secara langsung.
Faktor utama dalam distance learning yang merupakan masalah masisir (mahasiswa mesir) adalah tidak "seringnya" interaksi antara mahasiswa dan dosennya. Kendati demikian, dengan adanya media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan ineraksi antara dosen dan mahasiswa baik bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Misalnya dalam bentuk real time dapat dilakukan dalam suatu chatroom interaksi langsung dengan real audio atau real video dan online meeting. Sedangkan yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup ataupun bulletin board. Cara-cara tersebut membuat interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Materi-materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dapat diupload ke dalam web sehingga dapat didownload oleh mahasiswa. Demikian juga dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Urusan administrasi juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses regestrasi saja, terlebih didukung dengan metode pembayaran online.
Dinegara-negara maju seperti Amerika, Australia dan Eropa menjadikan pendidikan jarak jauh sebagai alternatif yang cukup digemari, metode pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan), yang sebelumnya pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, yang menyatakan bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30% biaya lebih murah. Bank dunia (world bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan peogram Global Distance Learning network (GDLN) yang memiliki mintra sebanyak 80 negara di dunia. Dengan GDLN ini maka world bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa) dengan biaya 31% lebih murah.
Dalam era global, penawaran beasiswa muncul di internet. Bagi sebagian besar mahasiswa di dunia, uang kuliah untuk memperoleh pendidikan yang terbaik umumnya masih dirasakan mahal. Sangat disayangkan apabila ada mahasiswa yang pandai di kelasnya tidak dapat meneruskan sekolah hanya karena tidak mampu membayar uang kuliah. Informasi beasiswa merupakan kunci keberhasilan dapat menolong mahasiswa yang berpotensi tersebut.
C.2. Dalam bidang pemerintahan (e-government)
Penerapan e-goverment sangatlah penting, hal ini mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti penggunaan intranet dan internet, yang berguna untuk menghubungkan keperluan-keperluan penduduk, bisnis dan kegiatan lainnya. Bisa berbentuk proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web (www). Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara permerintah dan pihak-pihak lain. Penggunan teknologi informasi ini kemudian melahirkan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government).
Beberapa manfaat dari e-government adalah:(1) pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan. (2) peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak. (3) pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh.
Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya. (4) pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi KBRI-Kairo dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Bagi masisir yang padat dengan aktifitasnya, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara PPMI, kekeluargaan, ormas-ormas dengan KBRI dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus melangkah ke Garden City atau Wisma Nusantara hanya untuk pertemuan yang berlangsung satu atau dua jam saja.
C.3. Bidang keuangan dan perbankan
Sistem transaksi pembayaran di indonesia terutama di kota-kota besar tidak lagi menggunakan uang tunai, melainkan telah memanfaatkan perbankan modern. Layanan perbankan modern yang belum merata ini dapat dimaklumi karena pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih terpusat di kota-kota besar saja, yang menyebabkan perputaran uang juga terpusat di kota-kota besar. Sehingga sektor perbankan pun agak lamban dalam ekspansinya kedaerah-daerah.
Keberhasilan operasional sebuah lembaga keuangan/perbankan seperti bank, sudah pasti memerlukan sistem informasi yang tangguh dan dapat diakses dengan mudah oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada sistem informasi online, sebagai contoh, seorang nasabah dapat menarik uangnya dimanapun berada selama masih ada layanan ATM dari bank tersebut, atau dapat mengecek saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain, hanya dalam hitungan menit saja, semua transaksi dapat dijalankan.
Ketiga bidang diatas hanyalah beberapa contoh dari keunggulan teknologi informasi, yang faktanya adalah hal itu telah melahirkan suatu sistem yang baru dalam pola hidup manusia, terlebih lagi bagi umat Islam -mau tidak mau- harus mampu memanfaatkan teknologi ini dalam menyebar luaskan dakwah kemanapun, kapanpun dan dimanapun. Sehingga bermunculan nantinya sistem pendidikan Islam online, sistem ekonomi syariah online dan lain sebagainya.
D. Sinergitas Sesama Muslim
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah Swt sesungguhnya Allah Swt maha berat siksa-Nya” Demikianlah 14 abad yang lalu Allah Swt mensiyalir akan urgennya senergi sesama muslim, terlebih pada era globalisasi saat ini.
Era teknologi informasi berimplikasi pada cepatnya transformasi dalam berbagai bidang, baik itu madzhab, aliran ataupun pemikiran. Sehingga memungkinkan pemahaman-pemahaman yang salah tentang Islam dapat memecah belah umat. Perpecahan tersebut berdampak pada runtuhnya kebudayaan Islam, mudahnya umat Yahudi dan Nasrani dalam memerangai dakwah Islamiyah, Yahudi -dengan bantuan negara-negara kafir- menjajah tanah suci (Palestina) dan mendirikan sebuah negara baru di dalamnya pada tahun 1948 M hingga saat ini.
Sudah saatnya ummat Islam kembali bersatu dan mengenyampingkan semua kepentingan-kepentingan madzhab, golongan ataupun aliran guna menghidupkan kembali masyarakat madani seperti zaman keemasan Islam dahulu. Terbukti dengan bersinerginya ummat Islam dapat menggetarkan dunia, sebut misalnya Denmark, ketika muncul fatwa mengenai boikot produk-produknya -akibat ulah tangan para penghina Nabi ummat ini- mengalami kerugian yang tidak terkira, muslimah Turki akhirnya diperbolehkan menggenakan jilbab dalam perkuliayahan maupun perkantoran dan lain sebagainya.
E. Sinergitas Dalam Meraih Izzul Islam Wa Muslim.
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah Swt. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan merka adalah orang-orang yang fasik." (Ali Imran [3] 110)
Sebelumya kita telah membicarakan sinergitas ummat pada era teknologi informasi, mari kita melangkah kepada tujuan dari sinergi itu sendiri, yakni meraih ‘izzul Islam wal muslim (kemuliaan Islam dan kaum muslimin). Karena suatu aktivitas tanpa tujuan hanyalah kebodohan, maka, demi meraih kemuliaan tersebut sebagai tujuan diperlukan kesadaran umat untuk bersinergi. Bukankah dengan kemulian Islam berdampak positif bagi kemajuan umat, seperti abad-abad pertama Hijriyah, ketika Rasulullah Saw membawa risalah suci dengan tujuan yang mulia akhrinya terbentuk masyarakat madani di Yatsrib (Madinah Munawwarah), Khalifah Ar-Rasyidun, dengan tujuan yang mulia mampu mengadakan futuhat-futuhat (pembebasan) diberbagai belahan dunia, Shalahuddi al-Ayyubi dengan tujuan yang mulia akhirnya dapat membebaskan al-Quds dengan perdamaian dan lain sebagainya.
Sinergitas dalam meraih kemuliaan Islam dan muslimin sangatlah diperlukan guna mempermudah jalan dakwah terlebih di era teknologi dan informasi yang mana arus perubahan begitu radikal, sehingga sarana-sarana yang ada haruslah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka dari itu, umat Islam harus mampu menguasai teknologi informasi dan menfokuskannya pada salah satu bidang agar efektif, yang seterusnya -bersama-sama dengan muslimin yang lain- mendakwahkan Islam melalui sarana yang dikuasainya dan kesemuanya itu tidak lain hanyalah untuk izzul Islam wal muslimin.
F. Ikhtitam
Pelajar Islam Indonesia (PII) merupakan salah satu contoh institusi yang mengkolektifkan masa guna meraih ‘izzul Islam wal muslimin. Sebagaimana yang termaktub dalam falsafah pergerakan PII bahwasannya organisasi tersebut bangkit atas dasar keinsyafan dan kesadaran akan tanggung jawab serta keyakinan terhadap Islam, serta kesadaran melatih diri dalam mengemban perjuangan menegakkan izzul Islam wal muslimin. PII adalah bagian dari mata rantai perjuangan umat Islam, dalam menjalankan misinya senantiasa perpegang teguh pada khittah perjuangan yang jelas dan tagas berasakan kepada aqidah dan kaidah Islam sebagai suatu kebenaran yang berasal dari Allah Swt.
Sudah saatnya ummat Islam kembali bersatu dan mengenyampingkan semua kepentingan-kepentingan madzhab, golongan ataupun aliran guna menghidupkan kembali masyarakat madani seperti zaman keemasan Islam dahulu. Terbukti dengan bersinerginya ummat Islam dapat menggetarkan dunia, sebut misalnya Denmark, ketika muncul fatwa mengenai boikot produk-produknya -akibat ulah tangan para penghina Nabi ummat ini- mengalami kerugian yang tidak terkira, muslimah Turki akhirnya diperbolehkan menggenakan jilbab dalam perkuliayahan maupun perkantoran dan lain sebagainya.
E. Sinergitas Dalam Meraih Izzul Islam Wa Muslim.
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah Swt. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan merka adalah orang-orang yang fasik." (Ali Imran [3] 110)
Sebelumya kita telah membicarakan sinergitas ummat pada era teknologi informasi, mari kita melangkah kepada tujuan dari sinergi itu sendiri, yakni meraih ‘izzul Islam wal muslim (kemuliaan Islam dan kaum muslimin). Karena suatu aktivitas tanpa tujuan hanyalah kebodohan, maka, demi meraih kemuliaan tersebut sebagai tujuan diperlukan kesadaran umat untuk bersinergi. Bukankah dengan kemulian Islam berdampak positif bagi kemajuan umat, seperti abad-abad pertama Hijriyah, ketika Rasulullah Saw membawa risalah suci dengan tujuan yang mulia akhrinya terbentuk masyarakat madani di Yatsrib (Madinah Munawwarah), Khalifah Ar-Rasyidun, dengan tujuan yang mulia mampu mengadakan futuhat-futuhat (pembebasan) diberbagai belahan dunia, Shalahuddi al-Ayyubi dengan tujuan yang mulia akhirnya dapat membebaskan al-Quds dengan perdamaian dan lain sebagainya.
Sinergitas dalam meraih kemuliaan Islam dan muslimin sangatlah diperlukan guna mempermudah jalan dakwah terlebih di era teknologi dan informasi yang mana arus perubahan begitu radikal, sehingga sarana-sarana yang ada haruslah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka dari itu, umat Islam harus mampu menguasai teknologi informasi dan menfokuskannya pada salah satu bidang agar efektif, yang seterusnya -bersama-sama dengan muslimin yang lain- mendakwahkan Islam melalui sarana yang dikuasainya dan kesemuanya itu tidak lain hanyalah untuk izzul Islam wal muslimin.
F. Ikhtitam
Pelajar Islam Indonesia (PII) merupakan salah satu contoh institusi yang mengkolektifkan masa guna meraih ‘izzul Islam wal muslimin. Sebagaimana yang termaktub dalam falsafah pergerakan PII bahwasannya organisasi tersebut bangkit atas dasar keinsyafan dan kesadaran akan tanggung jawab serta keyakinan terhadap Islam, serta kesadaran melatih diri dalam mengemban perjuangan menegakkan izzul Islam wal muslimin. PII adalah bagian dari mata rantai perjuangan umat Islam, dalam menjalankan misinya senantiasa perpegang teguh pada khittah perjuangan yang jelas dan tagas berasakan kepada aqidah dan kaidah Islam sebagai suatu kebenaran yang berasal dari Allah Swt.
Tak ayal lagi, bahwasannya pentingnya teknologi informasi sebagai sarana dakwah dengan sinergitas umat guna meraih izzul Islam wal mulimin merupakan suatu keharusan yang tidak mungkin kita abaikan. Karena perang yang terjadi saat ini tidak lagi dengan senjata melainkan dengan perubahan paradigma, merubah paradigma bisa terjadi sangat cepat seiring adanya informasi yang masuk dengan pesat dan hal itu hanya dapat diaplikasikan pada era teknologi informasi. Semoga makalah singkat ini dapat mebantu kita dalam berdiskusi lebih lanjut.
Referensi
1. Al-Quran
2. Banu Israil fil Quran wa sunah, lifadhilatil Imam Akbar Dr. Sayyid Thanthawi syaikh al-Azhar dar Syuruq Kairo
3. Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia, Wawan Wardiana
4. Situs Resmi Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
5. www.republika.co.id
6. Situs Resmi Badan Penelitian dan Pengembangan SDM - Depkominfo RI
7. http://www.al-islam.com/ind
*Tulisan ini disajikan untuk persyaratan Intermediate Training PII di Mesir.
Referensi
1. Al-Quran
2. Banu Israil fil Quran wa sunah, lifadhilatil Imam Akbar Dr. Sayyid Thanthawi syaikh al-Azhar dar Syuruq Kairo
3. Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia, Wawan Wardiana
4. Situs Resmi Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
5. www.republika.co.id
6. Situs Resmi Badan Penelitian dan Pengembangan SDM - Depkominfo RI
7. http://www.al-islam.com/ind
No comments:
Post a Comment