Thursday, February 12, 2009

Muslim dan “kelompok-kelompok” di dalam Islam

Kali ini, CatHar ingin berbagai keyword berupa sikap kita -sebagai seorang muslim- terhadap kelompok, aliran, sekte, firqah, madzhab, group atau bahasa apa saja yang sejenisya. Semoga pembaca dapat menikmatinya.

"Wahai orang-orang beriman! bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim. Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah Mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang Neraka, lalu Allah Menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah Menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk" (Ali Imran 102-103).

Ayat di atas semoga bisa menjadi pegangan sebelum kita memasuki (bergabung) kelompok-kelompok yang ada di dalam Islam.

Pada dasarnya, baik NU, Muhammadiyah, HTI, FPI, Usrah, Persis, Tarbiyah PKS, Jamaah Tabligh dan beberapa kelompok yang ada merupakan aset tersendiri bagi Islam karena itu Ijtihad dalam Islam berkembang.

Sebut misalnya dalam masalah fikih, ketika di NU mewajibkan doa qunut di setiap shalat subuhnya dan Muhammadiyah tidak, Mana yang benar? Jawabanya: baik NU juga Muhammadiyah memiliki Ijtihad masing-masing mengenai hal tersebut, dan mengenai ijtihad Rasul Saw bersabda, "Ijtihad itu kalau benar mendapatkan 2 pahala sedangkan kalau salah mendapatkan 1 pahala".

Kesemua kelompok di dalam Islam itu sah-sah saja untuk diikuti, perbedaannya teletak pada "carapandang" mereka terhadap Islam. Nu mempunyai carapandang tersendiri bagaimana kita ber-Islam, begitu pula HTI, Muhammdiyah, Tarbiyah dan lain sebagainya. Dengan catatan, kelompok-kelompok itu masih dalam kerangka Al-Quran dan Asunnah.

Sekarang, Bagaimana kita memahami Islam? jangan sampai kita mengikuti suatu kelompok tanpa pemahaman agama yang benar. karena akibatnya fatal. Contohnya yang pernah terjadi di Indonesia, ada orang-orang Nu yang menjelek-jelekan orang Muhammadiyah hanya karena Qunut begitu pula sebalikanya, bukankah ini menimbulkan perpecahan umat? kemudian ada orang Jamaah Tabligh (JT) melihat orang yang tidak menggunakan jalabiyah (pakaian orang arab) dihukumi tidak mengikuti sunnah Rasul Saw? juga ada jamaah (kelompok) yang melarang menikahi orang diluar jamaahnya? dan masih banyak contoh-contoh lain yang sebenarnya Islam tidak menginginkan demikian.

Disinilah peran penting pemahaman Islam yang benar, karena hal ini menjadi pondasi (pijakan) bagi kita untuk melangkah sehingga tidak sekedar "ikut-ikutan" saja. cobalah seandainya mereka memahami bahwa qunut itu merupakan hal yang sunnah bukan wajib sama posisinya seperti shalat rawatib atau puasa senin kamis -dalam hal sunah ini kalau mengerjakan mendapat pahalah dan jikalau ditinggalkan tidak mendapat dosa- tentunya tidak terjadi saling olok-mengolok antara mereka, Kemudian orang JT, jika dia paham apa itu sunnah, tentunya tidak akan mengatakan orang yang tidak mengenakan jalabiyah tidak mengikuti sunnah, dan terakhir jikalau mereka paham akan pengertian Nikah dalam Islam, sebagaimana yang Rasulullah Saw ajarkan tentunya tidak ada aturan sesempit itu.

Jadi, sebenarnya kelompok-kelompok yang ada selagi dalam ranah Al-Quran dan Al-sunah merupakan rahmat Allah Swt dan bukti luasnya Ijtihad dalam Islam, akan tetapi tidak sedikit orang yang berkecimpung di dalamnya hanya sekedar "ikut-ikutan" saja sehingga timbul pemahaman-pemahaman Islam yang salah seperti contoh di atas. Dan ini bisa menimbulkan perpecahan Umat bahkan parahnya sampai saling kafir-mengkafirkan. Naudzubillah

Saya sebagai seorang muslim, hanya bisa memberikan saran, perlunya bagi kita untuk memahami Islam yang benar sebelum kita bergabung ke dalam kelompok-kelompok yang ada dalam Islam, agar tidak sekedar ikut-ikutan. Dan untuk memahami Islam yang benar itu banyak jalannya, di sekitar kita masih ada pengajian di masjid-masjid kemudian bacaan-bacaan keislaman banyak tersebar di mana-mana, kaset,CD ceramah agama yang dijual dipasaran juga tidak sedikit, terlebih lagi ada Internet sebagai akses informasi global.

Terakhir, mungkin ayat ini dapat kita jadikan pegangan jikalau sudah memasuki suatu kelompok tertentu, “Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara keduan saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. Wahai Orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (Q.S. Al-Hujurât [49] : 10-11). Wallahu a'lam bi’s Shawaab

Bookmark and Share

Tokoh Pelajar Islam Indonesia (PII) berjuluk Architect of Indonesian Dialogue, Anton Timur Jaelani Berpulang ke Rahmatullah

Berikut keyword mengenai Prof. Anton Timur Jaelani MA dari Milis JSP_PII. Semoga bermanfaat.

Hidayatullah. com— Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Prof Anton Timur Jaelani MA, pendiri PII telah berpulang Pendiri PII itu meninggal dunia pada usia 86 tahun, hari Sabtu (7/2), pukul 11 WIB, di kediamannya Jalan Kramat VII Nomor 9, Jakarta Pusat.

Almarhum yang lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 27 Desember 1922 juga merupakan tokoh pejuang dan pendiri organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) pada 4 Mei 1947.

Jenazahnya semula akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Singaparna, Tasikmalaya. Namun atas permintaan Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni dan Wakil Ketua MPR AM Fatwa yang hadir melayat di kediaman kepada istri almarhum, Ny. Tejaningsih, akhirnya disepakati jenazah dimakamkan di komplek UIN Syarif Hidayatullah Ciputat pada hari Ahad, pukul 12.00.

Almarhum pada tahun 50-an menjadi guru di sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) dan Sekolah Persiapan IAIN (SPIAIN). Tahun 1956 meneruskan studi di Kanada, seusai pensiun dari Depag aktif di bidang pendidikan antara lain di Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Universitas Juanda Bogor dan Ketua STAI Thawalib Jakarta (1985-1997). Beliau bukan hanya aset Depag tapi juga merupakan aset nasional

Irjen M. Suparta mewakili Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni melepas kepergian jenazah almarhum Prof. Anton Timur Jaelani, MA yang wafat dalam usia 86 tahun dari rumah duka Jl. Kramat VII No. 9 Jakarta Pusat, Ahad siang.

Almarhum adalah Irjen Departemen Agama pertama (1972-78) dan Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam pertama (1978-83),

Tampak hadir takziyah Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, Wakil Ketua MPR AM Fatwa, Menteri Kehutanan MS Ka`ban, Kabalitbang Depag Atho Mudzhar dan Kapus Pinmas Masyhuri AM, serta sejumlah kerabat dan kader PII dan HMI.

Menurut Irjen Suparta, almarhum bukan hanya aset Departemen Agama, melainkan juga sebagai aset bangsa. Karena profesor Anton telah banyak berperan dalam bidang pendidikan, termasuk mendirikan organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) pada 4 Mei 1947.

Anton Timur Jaelani lahir di Kauman Purworejo, Jawa Tengah, 27 Desember 1922 dari pasangan R. Moh. Jaelani dan Siti Fatimah meninggalkan istri tercinta Ny. Tejaningsih. Pada tahun 50-an menjadi guru di sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) dan Sekolah Persiapan IAIN (SPIAIN). Tahun 1956 meneruskan studi di Mc Gill University Kanada. Sebagai pengajar pascasarjana di IAIN (kini UIN) Jakarta, almarhum juga aktif di berbagai kampus, yakni Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Universitas Juanda Bogor dan Ketua STAI Thawalib Jakarta.

Sosok Anton Timur Jaelani juga dikenal sebagai seorang aktivis yang sejak muda sangat mempedulikan keseimbangan antara aspek ilmu pengetahuan dan spiritual. Pada 4 Mei 1947, bersama Yoesdi Ghazali, Amin Syahri, dan Ibrahim Zarkasy, Anton mendirikan organisasi Pelajar Islam Indonesia, di Yogyakarta.

Almarhum pernah menjadi delegasi Indonesia pada World Conference on Religion and Peace di New Delhi (1981), Seoul (1986), Kathmandu (1990) dan Roma (1994). Mendapat julukan sebagai Architect of Indonesian Dialogue. [cha, berbagai sumber/www.hidyatul lah.com]

fata

Bookmark and Share