Oleh : Andy Hariyono Lc. M.Ag*
Penulis hendak
memaparkan di tulisan ini mengenai pengertian dari Al-Quran, hal ini lantaran tidak semua kalamullah
(firman Allah swt) dinamai Al-Quran. Hingga saat ini pengertian sementara pakar mengenai
Al-Quran adalah; 1) perkataan Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Saw, 2) tertulis dalam mushaf dan 3) dinukil secara mutawatir, 4) membacanya bernilai
ibadah serta 5) bermuatan mu’jizat walau hanya satu surat.
Dari sini, tampak bahwa kelima hal di atas menjadi syarat sesuatu dapat
dijuluki Al-Quran. Berikut rincian dari syarat-syarat tersebut.
1)
Perkataan
Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Dari syarat ini tentu
menunjukkan bahwa seluruh perkataan tidak termasuk Al-Quran kecuali perkataan
Allah swt saja yang berpotensi dinamai Al-Quran, dan itupun hanya perkataan
Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. wal hasil, Injil yang
diturunkan kepada nabi Isa a.s, atau Taurat kepada nabi Musa a.s. tidaklah dinamai Al-Quran.
2)
Tertulis
dalam mushaf. Dinamai mushaf
karena benda itu dituliskan padanya kalamullah dan diapit oleh dua
sisinya. (Lisanu’l ‘arab), sementara Ulama menamai mushaf untuk seluruh benda
yang tertulis di atasnya huruf arab berupa Al-Quran. (Al-Qoulyubi ‘ala
Syarhi’l minhaj) baik benda tersebut berbentuk kertas, pelepah kurma, daun
dan lain sebagainya.
3)
Dinukil
secara mutawatir, maksud dari mutawatir adalah, penukilan al-Quran sangat amat
jelas sehingga tidak ada kemungkinan dusta maupun kesalahan, dari masa Nabi SAW hingga saat
ini, bahkan sampai nanti. Penukilan secara mutawatir inilah diantara sebab
terjaganya Al-Quran, baik secara hapalan maupun tulisan.
4)
Membacanya
bernilai ibadah. Maksudnya adalah, bacaan Al-Quran walaupun tanpa kehadiran
niat untuk ibadah sudah bermuatan ibadah sekaligus mendapatkan ganjaran dari
bacaannya itu. Bahkan shalat tidak sah tanpa menghadirkan bacaan Al-Quran.
Banyak sekali karya-karya tentang keutamaan-keutamaan Al-Quran ini, misalnya
kitab “Tilāwatu’l Qurāni’l Majῑd”oleh Syekh Abdullah Siraju’d Din. Dari syarat ini pula, membaca bacaan Al-Quran yang menyimpang (Qirā’at
Syādzat) dan hadits qudsy tidaklah bernilai ibadah.
5)
Bermuatan mu’jizat. Mu’jizat ini adalah
keistimewaan terbesar yang dimiliki Al-Quran, tentunya termasuk seluruh surat
yang berada di dalamnya.
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat
yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain"
(QS. Al-Isra’ : 88)
*Penulis adalah Guru Ngaji dan Pengajar Tafsir
di Griya Quran Al-Madani Bukit Siguntang.
Webblog:
www.go-cathar.blogspot.co.id
WA : 081275776491