Saturday, April 25, 2009

3 Jenis Sabar

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikat harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (Imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. Al-Baqarah :177)

Perbincangan mengenai topik kesabaran mungkin sudah sering terdengar di sekitar kita, namun dalam realita kehidupan, aplikatif kesabaran sangat jarang kita temukan. Baru-baru ini bangsa Indonesia kembali tertimpa musibah, belum terselesaikan kasus Lapindo yang masih menjadi “PR” Pemerintahan SBY dan JK, disusul dengan situ gintung yang memakan puluhan korban, Ribuan rumah di Tanjung balai Sumut terendam banjir, Gempa di Palu, gempa Manokari Papua Barat dan beberapa bencana lainnya.


Tampak sekilas di pandangan kita, bahwa para korban bencana itu membutuhkan pertolongan dari saudara-saudara di sekelilingnya, namun secara tidak langung mereka yang terkena musibah sebenarnya telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi bangsa ini. Kesabaran.

Adalah sabar yang berarti menahan diri terhadap sesuatu yang negatif untuk mendapatkan hasil yang positif. Islam menempatkan kesabaran pada posisi yang strategis sehingga output orang-orang yang bersabar mendapat jaminan surga dari Allah Swt. Kembali ke ayat di atas, Allah Swt membagi kesabaran dalam 3 jenis; sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.

Sabar dalam hal kesempitan, atau contoh konkritnya dalam keadaan fakir, dalam hal ini seseorang bekerja untuk memenuhi kehidupannya akan tetapi penghasilan yang diterima tidak mencukupi kebutuhan tersebut, namun ia tetap ridla terhadap pemberian Allah Swt, tidak mencuri, tidak mau disogok, tidak merampas hak yang bukan miliknya, dan tidak menzalimi orang lain Hakim meriwayatkan hadits dari Rasullah Saw yang maknanya “... dan janganlah karena ketertundaan rizki menuntutmu untuk mendapatkannya dengan bermaksiat kepada Allah, karena hanya ketaatanlah yang dapat menerima segala sesuatu dari sisi Allah Swt

Kedua sabar dalam penderitaan, seperti dalam keadaan sakit, terkena musibah dan lain sebagainya. Setiap mereka yang terkena musibah dalam pengertian sabar yang kedua ini hendaknya jangan berputus asa dari rahmat Allah Swt, bukankah Imam Bukhari pernah mengeluarkan hadits Rasul Saw yang maksudnya, setiap muslim yang tertimpa musibah apa pun bentuknya maka, Allah Swt akan menghapuskan dosa-dosa kecil darinya.

Terakhir Sabar dalam keadaan perang, mari menyimak sejenak arti firmah Allah berikut; “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung” (Q.S. Al-Anfal : 45)

Dari berbagai sumber...




Bookmark and Share

No comments: