Monday, September 4, 2017

Warna-Warni Al-Quran (Episode 4 : Misteri Turunnya Al-Quran)

Oleh: Andy Hariyono, Lc. M.Ag*

Turunnya Al-Quran atau Nuzūlu’l Qur’ān ke muka bumi tidaklah seperti kitab-kitab sebelumnya yang turun sekaligus, namun ianya turun secara bertahap. Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Al-Quran pun turun sekaligus, namun tidak di muka bumi ini, melainkan di langit dunia. Istilah langit dunia ini muncul ketika menerjemahkan riwayat Ibnu Abbas yang berbunyi “…as Samā’I’d Dunyā”. Pertanyaannya, kenapa turunnya Al-Quran harus bertahap tidak sekaligus?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, terdapat beberapa ayat Al-Quran yang menerangkan tentang turunnya Al-Quran. Diantaranya ia diturunkan di bulan Ramadan (QS. Al-Baqarah [2]:185), di malam penuh keberkahan (QS. Ad Dukhān [44]:3), di malam Al-Qadr (QS. Al-Qadr [97]: 1—3) dan di Lauhu’l mahfūdz (QS. Al-Buruj [85]: 22). Keterangan Al-Quran ini tentu belum cukup untuk menjelaskan turunnya Al-Quran. Jika hanya membaca ayat-ayat tersebut, akan timbul kesan bahwa Al-Quran turun sekaligus, dan itu bertentangan dengan fakta sejarah yang mengatakan bahwa Al-Quran turun secara bertahap selama dua puluh tiga tahun.

Kesan itu pernah terjadi dan membingungkan Athiyah bin Aswad, sebagaimana dalam riwayat Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardiwaih,  yang bertanya kepada Ibnu Abbas r.a. tentang kebingungan dalam benak Athiyah terhadap turunya Al-Quran di bulan Ramadan QS. Al-Baqarah [2]: 185) dan di malam Al-Qadr (QS. Al-Qadr [97]: 1). Padahal, ujar Athiyah, Al-Quran pernah turun di bulan Syawal, Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan bulan yang lain. Ibnu Abbas pun menjawab, “Al-Quran itu turun sekaligus di bulan Ramadhan tepatnya malam Al-Qadr (lailatu’l Qadr), dan di malam yang penuh keberkahan. Kemudian turun secara bertahap di sepanjang bulan dan hari.

Dari riwayat di atas, ulama membagi fase turunnya Al-Quran sebagai berikut.

1)      Turun di Lauhu’l Mahfudz. Imam Abu Hayan dalam tafsirnya menuturkan bahwa Lauhu’l Mahfudz adalah tempatnya segala sesuatu.

2)      Dari Lauhi’l Mahfudz turun sekaligus ke Baitu’l Izzah di langit dunia sebagaimana riwayat Ibnu Abbas tersebut.

3)      Dari Baitu’l ‘Izzah turun ke Nabi SAW secara bertahap selama kurun waktu dua puluh tiga tahun.

Kembali ke pertanyaan di awal, kenapa harus turun bertahap? Prof. Dr. Nurudin Itr, seorang ahli hadits asal Syiria mengatakan, tidak ada riwayat pasti yang menjelaskan rahasia diturunkannya Al-Quran kepada Nabi SAW secara bertahap. Namun demikian, banyak pengkaji yang menelaah dan menemukan hikmah di balik itu semua. Diantaranya,

1.      Dengan datangnya ayat selama dua puluh tiga tahun secara berangsur-angsur sangat berpengaruh terhadap bertambahnya kemantapan dan kekuatan hati Nabi SAW untuk menyampaikan risalah Ilahi. Misalnya, Ketika kesedihan menimpa, turun ayat yang melipur, pun demikian dengan sebaliknya, ketika kondisi kegembiraan melampau jiwa para sahabat, turun ayat sebagai pengingat, sehingga Al-Quran sepanjang waktu menjadi alat ukur dalam meneguhkan pendirian Nabi SAW.

2.      Sebagai jawaban atas aneka persoalan semasa Rasulullah SAW menyampaikan risalah dakwah.

3.      Untuk mempermudah umat Islam, termasuk di masa itu, dalam menerima Al-Quran. Misalnya, sebagaimana disampaikan Imam Maki bin Abi Thalib dalam kitabnya “An-Nāsikh dan al-Mansūkh”, seandainya Al-Quran turun sekaligus di masa itu, tentu banyak orang akan meninggalkannya, karena berhadapan dengan perintah dan larangan yang beragam secara langsung.

4.      Sebagai peringatan terhadap siapa saja bahwa Al-Quran adalah Mukjizat. Hal ini sangat tampak bagi mereka yang benar-benar memperhatikan turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur sehubungan dengan peristiwa yang terjadi. Itupun setiap ayat tidak turun beraturan sebagaimana rapinya urutan ayat mushaf Al-Quran yang ada sekarang, namun demikian, peletakkannya benar-benar sesuai dengan perintah Allah dan tersusun sangat rapi sebagaimana Al-Quran saat ini.

Demikianlah beberapa hikmah dari turunnya Al-Quran, sebagai renungan, penulis nukilkan firman Allah swt berikut, “Katakanlah: "Al Quran itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Al-Furqān [25] :6).

*Penulis adalah Guru Ngaji dan Pengajar Tafsir di Griya Quran Al-Madani Bukit Siguntang.

No comments: