|| Berbagi menyambut maulid Nabi (Saw) ||

Salah satu kewajiban para orang tua yang beragama Islam terhadap anak-anaknya ialah, mengajarkan mereka mengenal biografi Nabi(Saw)nya. Sehingga pengetahuan mengenai Kelahiran dan Wafat Nabi Saw, Nasabnya, keluarganya dan seterusnya, menjadi ingatan yang melekat bagi mereka.

Berikut Nasab dari Ayahanda Rasulullah Saw: Muhammad (SAW) bin Abdullah bin Abdul Muththalib (nama aslinya Syaibah) – bin Hasyim (nama aslinya Amru) – bin Abdi Manaf – (nama aslinya Mughirah) – bin Qushay – (nama aslinya Zaid) – bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr (yang namanya berjuluk Quraisy) – bin Malik bin An_Nadhr – (nama aslinya Qais) – bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah – (nama aslinya Amir) – bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Bersambung sampai Ismail bin Ibrahim alaihimassalam

Nasab dari Ibunda Rasulullah Saw : Aminah binti Wahb bin Abdi Manaf (Abdi Manaf ini bukanlah Abdi Manaf Kakek Rasulullah Saw anaknya Qushay) bin Zuhrah bin Kilab.

Di Kilab inilah nasab Ibu dan Ayahanda Rasulullah Saw bertemu.

Istri-istri Rasulullah Saw: Khadijah binti Khuwailid, Saudah binti Zam'ah, Aisyah binti Abi Bakar, Hafshah binti Umar bin Khattab, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah Hindun binti Abi Umayyah, Zainab binti Jahsyi, Juwairiyah binti Harits, Ummu Habibah Romlah binti Abi Sufyan, Sofiyah binti Huyay, Maimunah binti Harits, dan Maria Al-Qibtiyah seorang perempuan yang dihadiahkan oleh penguasa Iskandaria. 

Rasulullah Saw mempunyai 3 anak laki-laki dan 4 anak perempuan. Urutannya; 1) Al-Qosim, 2) Zainab (biasanya disebut Zainab Al-Kubra (Besar), karena ada cucu Rasulullah Saw -saudari Hasan dan Husain- yang juga bernama Zainab atau disebut Zainab As-Sughra), 3) Ruqaiyah, 4) Fatimah a.s, 5) Ummu Kultsum dan, 6) Abdullah (Panggilannya At-Tayyib atau At-Thaahir). Keenam anak tersebut berasal dari Sayidah Khadijah. Adapun anak Rasulullah Saw yang terakhir ialah; 7) Ibrahim dari Mariah Al-Qibtiya.

Imam Syafi'i pernah berkata dalam salah satu syairnya

Jika aku dianggap berdosa karena cinta kepada keluarga Muhammad….

Maka aku tidak akan bertaubat dari dosaku itu…(Kitab Diiwan al-Imam assyafii r.a, Penerbit Daarul-Kitaab al-’Arobiyyi, Beiruut- Lebanon, Syair ke 15, halaman: 48)